BASTIND – BIPANA COTI merupakan kegiatan pengajaran pengenalan Bahasa Indonesia untuk dunia ,yang dilaksanakan pada tanggal 20 april 2024 di Yale University serta secara virtual di platform Zoom, Prof. Dr. Khundaru Saddhono, S.S., M.Hum. (Guru Besar, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta) menjadi pembicara utama dalam acara tersebut dengan 10 pembicara lainnya yang mengangkat tema kearifan budaya nusantara dan bunga rampai pengajaran BIPA. Dalam tema tersebut memuat banyak topik seperti “Ngobrol bareng” Sebuah Model Alternatif Pembelajaran BIPA, Kosakata Berfrekuensi Tinggi (KBT) dalam Pembelajaran BIPA Pemula, Pengenalan Rempah Indonesia dalam Pembelajaran BIPA Sebagai Upaya Gastrodiplomasi di Amerika, Pengajaran BIPA bertema Idulfitri, Program KBRI Washington DC dan masih banyak lagi.
Menurut Prof. Dr. Khundaru Saddhono, S.S., M.Hum. (Guru Besar, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta) salah satu contoh program BIPA yaitu pengenalan kebudayaan jawa seperti Surakarta dan Jogja, pemberian materi meliputi menyimak, berbicara, menulis dan membaca yang diintegrasikan dengan materi pembelajaran tentang budaya itu sendiri dengan berfokus pada pendekatan saintifik dan tematik.
Dr. Ari Kusmiatun, M.Hum. sebagai salah satu pembicara dari Universitas Negeri Yogyakarta mengungkap beberapa aspek penting terkait pembelajaran bahasa B2 dengan tema “ngobrol bareng” Sebuah Model Alternatif Pembelajaran BIPA. Dalam diskusi tersebut mengusung beberapa variabel, persiapan, serta sintak pembelajaran yang melibatkan peran fasilisator, pembelajar BIPA, mitra tutur dan bahan obrolan. Hal hal yang perlu diperhatikan termasuk perbedaan waktu antar negara, kenyamanan ruang, dan pembekalan cultural competence understanding (CCU). Ngobrol bareng dapat menjadi alternatif belajar yang memberikan dampak positif namun membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak.
Sedangkan Esra Nelvi Siagian, M.M., M.Ed. (Mahasiswa S3 UNJ Jakarta) menyampaikan mengenai “Kosakata Berfrekuensi Tinggi (KBT) dalam Pembelajaran BIPA Pemula” yang menekankan bahwa KBT merupakan daftar kata yang sering digunakan dalam bidang-bidang khusus seperti pertanian, kedokteran, teknik, kelautan, dan anak anak. KBT memiliki manfaat yang signifikan dalam pembelajaran BIPA yang dapat digunakan oleh pengajar, peneliti, penulis bahan ajar, dan praktisi BIPA untuk mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran, meningkatkan komunikasi efektif, pemahaman kosntekstual dan efisiensi pembelajaran. KBT juga menjadi acuan bagi pengajar dalam menentukan materi ajar, pemelajar dalam menentukan target belajar, serta penulis bahan ajar.
Pengenalan rempah Indonesia dalam pembelajaran BIPA sebagai upaya gastrodiplomasi di Amerika juga disampaikan oleh Dr. Wati Istanti, M.Pd., (UNNES-Semarang, Ketua ADOPSI) yang mengedepankan pemahaman tentang sejarah rempah Indonesia serta mengajarkan bahasa Indonesia dengan menyoroti potensi rempah sebagai elemen kunci dalam kekayaan kuliner Indonesia melalui media pembelajaran seperti nyayian, drama, dan permainan. Evaluasi dilakukan melalui praktik pengolahan rempah menjadi produk jadi, gastrodiplomasi diperkuat dengan dukungan terhadap program Indonesia spice up the world dan informasi mengenai Indonesia culinary enthusiast (ICE), serta partisipasi dalam Indonesiaan Food Bazar.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan untuk selanjutnya akan ada kegiatan serupa dan lebih banyak menggaet banyak khalayak agar lebih banyak orang yang mengerti betapa pentingnya pengajaran BIPA melalui media pengenalan budaya agar dapat lebih banyak menarik peminat orang pada indahnya bahasa Indonesia.

Reporter: Icha Nurullah
Editor: Azzahra Syaharani W. D. P. 

By Published On: April 26th, 2024Categories: Berita Terbaru0 Comments

Leave A Comment